Kereta Api Argo Dwipangga
Argo Dwipangga adalah kereta penumpang kelas eksekutif yang melayani rute kota Solo – Jakarta PP. Kereta ekspres kelas tertinggi dalam Daerah Operasional VI Yogyakarta ini secara khusus menghubungkan dua kota tersebut melalui Stasiun Solo Balapan (Solo) dan Stasiun Gambir (Jakarta).
Satu rangkaian kereta Argo Dwipangga biasanya terdiri dari tujuh hingga delapan kereta penumpang eksekutif. Dengan kapasitas mencapai 350 – 400 penumpang per kereta, maka KA Argo Dwipangga mampu mengangkut penumpang rata-rata hingga 800 orang per harinya.
Perjalanan dari Solo ke Jakarta dengan KA Argo Dwipangga menempuh jarak 517 kilometer, dengan kecepatan rata-rata 70 – 120 kilometer per jam. Dengan kecepatan tersebut, KA Argo Dwipangga hanya memakan waktu sekitar 8,5 jam untuk satu kali perjalanan. KA Argo Dwipangga melayani keberangkatan pagi pukul 09:00 dari Stasiun Jakarta Gambir dan keberangkatan pada malam hari pukul 20:00 dari Stasiun Solo Balapan.
Sepanjang perjalanan, KA Argo Dwipangga akan singgah di kota Cirebon, Purwokerto, Klaten, dan Yogyakarta. Dari segi rute, KA Argo Dwipangga merupakan kereta api nomor dua setelah KA Argo Lawu. Adapun tarif atau harga tiket KA Argo Dwipangga jurusan Solo – Jakarta atau sebaliknya berkisar minimal Rp 500.000 per orang, yang bervariasi sesuai tempat duduk, subkelas, waktu pemesanan, atau waktu keberangkatan kereta.
Sementara itu, tarif tiket untuk stasiun persinggahan dengan jarak lebih dekat seperti Solo – Klaten, Solo – Yogyakarta, Solo – Purwokerto, dan sebaliknya juga tersedia di Traveloka.
Berbicara fasilitas, KA Argo Dwipangga menyediakan rangkaian kereta dengan 50 bangku penumpang per gerbong yang disusun 2-2, yaitu 2 bangku di kanan dan 2 bangku di kiri per baris. Bangku penumpang merupakan bangku berlapis kulit yang dapat diputar, serta memiliki pijakan kaki dan sandaran punggung yang posisinya dapat Anda atur sendiri.
Setiap bangku penumpang telah dilengkapi dengan bantal, selimut, bagasi, lampu baca, stopkontak, dan meja lipat. Seluruh gerbong penumpang memiliki fasilitas AC, TV LCD, dan toilet.
Selama perjalanan, penumpang dapat menyantap makanan dan minuman yang dijual di dalam kereta. Kereta ini memiliki satu kereta makan khusus sehingga penumpang bisa makan dengan lebih nyaman dan leluasa.
Tipe dan Fasilitas Kereta Api Argo Dwipangga
Kereta api Argo Dwipangga mempunyai dua tipe kelas, yaitu kereta eksekutif dan luxury. Semua tipe kelas kereta api Argo Dwipangga sudah dilengkapi dengan AC, toilet, alat pemadam kereta api dan rem darurat. Berikut adalah pilihan kelas kereta Argo Dwipangga yang dapat anda pilih melalui Traveloka:
Kereta Argo Dwipangga Eksekutif
Tipe kereta eksekutif ini mempunyai 50 tempat duduk dengan format 2-2. Tempat duduk kelas eksekutif Argo Dwipangga merupakan reclining seat dan rotary seat yaitu tempat duduk yang bisa memutar sampai belakang. Selain itu, kelas eksekutif Argo Dwipangga juga sudah dilengkapi dengan bantal, selimut dan sandaran tangan. Kereta ini juga sudah tersedia dengan meja lipat, lampu baca dan stop kontak. Tidak lupa juga dengan bagasi untuk anda menyimpan barang bawaan. Harga tiket kereta Argo Dwipangga kelas eksekutif dimulai dari Rp. 255.000
Kereta Argo Dwipangga Luxury (Sleeper Train)
Kelas Luxury kereta Argo Dwipangga merupakan generasi baru dari kelas luxury sebelumnya. Kapasitas kereta luxury Argo Dwipangga ini adalah 26 penumpang, dan kelas ini mempunyai fasilitas yang hampir sama dengan pesawat, dari mulai kursi yang dapat diputar hingga 180 derajat, foldable food tray, selimut, bantal, handuk, lampu baca, hingga minibar. Harga tiket kereta Argo Dwipangga luxury ini dimulai dari Rp. 350.000
Info Menarik tentang Kereta Api Argo Dwipangga
Asal Nama
KA Argo Dwipangga adalah kereta kelas argo pertama yang tidak mengikuti aturan penamaan kereta argo umumnya. Jika biasanya KA Argo menggunakan nama yang diambil dari nama gunung, maka KA Argo Dwipangga malah mengambil dari nama satwa. Dwipangga adalah nama gajah yang menjadi kendaraan setia Dewa Indra dalam mitologi Hindu. Penamaan ini bermaksud merepresentasikan sifat Dwipangga yang mampu melindungi pengendara dan penumpangnya dalam segala situasi pada KA Argo Dwipangga.
Selain itu, ada pula asal mula lain dari nama Dwipangga, yang ternyata masih berhubungan dengan gunung. “Dwi” (yang berarti “dua”) dan “pangga” (berarti “gunung”) merujuk pada dua gunung ikonik di Jawa, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Penamaan ini diberikan dengan harapan KA Dwipangga dapat terus bertahan seperti dua gunung besar tersebut. Sehubungan dengan hal itu, ternyata para penumpang juga dapat menikmati pemandangan dua gunung tersebut dari dalam kereta ketika melewati salah satu jalur perjalanan kereta ini.
Rangkaian Kereta
KA Argo Dwipangga menggunakan Lokomotif CC206 dengan rangkaian yang terdiri dari tujuh hingga delapan gerbong kereta eksekutif, satu kereta makan bermotif batik, satu kereta pembangkit, dan satu kereta bagasi. Beberapa rangkaian yang dipakai oleh KA Argo Dwipangga adalah Bogie K8 dari PT INKA tahun 2008, retrofit PT INKA tahun 1998 bekas KA Argo Lawu, Bogie K5 dari PT INKA tahun 2002, retrofit Balai Yasa Manggarai Seri K1084/86, dan kereta eksekutif terbaru Bogie K5 PT INKA tahun 2016. Bogie K5 ini memiliki desain terbaru dan dinilai sangat aman, nyaman, serta mampu meredam getaran.