Kereta Api Bima
Kereta api Bima dihadirkan oleh PT KAI sebagai layanan kereta api kelas eksekutif satwa untuk jurusan Jakarta – Malang. Kereta api ini melayani perjalanan dua arah dengan titik keberangkatan dari Stasiun Jakarta Gambir dan titik perhentian terakhir di Stasiun Malang (Kotabaru). Frekuensi perjalanan KA Bima tersedia sebanyak satu kali sehari dengan jarak tempuh 907 kilometer. Dengan kecepatan rata-rata 60 – 120 km per jam, KA Bima akan membawa penumpangnya mencapai Malang dari Jakarta, atau sebaliknya, dalam durasi perjalanan sekitar 15,5 jam.
Dalam perjalanannya, KA Bima akan berhenti pada beberapa stasiun. Stasiun transit utama dalam perjalanan tersebut adalah Stasiun Cirebon, Stasiun Purwokerto, Stasiun Karanganyar, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Madiun, Stasiun Jombang, Stasiun Mojokerto, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Lawang, dan Stasiun Jatinegara (khusus rute menuju Jakarta). Keberangkatan dari Malang tersedia setiap harinya pada pukul 14:25 dan dari Jakarta pukul 16:30. Adapun tarif tiket KA Bima ditawarkan mulai dari Rp435.000 hingga Rp500.000 tergantung dari posisi tempat duduk/subkelas kereta, maupun dari waktu pemesanan tiket dan waktu keberangkatan keretanya. Untuk rute yang lebih pendek dalam jalur tersebut, misalnya rute Malang – Madiun, harga tiket tersedia mulai dari Rp280.000 hingga Rp340.000 per penumpang.
Sebagai kereta eksekutif setaraf Argo, KA Bima menyediakan fasilitas yang sangat memadai. Interiornya dirancang dengan cantik dan bersih, bahkan dapat dikatakan lebih bagus dari beberapa kereta kelas argo lainnya. Setiap gerbong penumpang telah dilengkapi AC, TV, dan toilet. Tempat duduk penumpang lengkap dengan selimut, bantal, stopkontak, meja lipat, bagasi, dan pijakan kaki. Sebagaimana menjadi keunggulan kereta eksekutif pada umumnya, tempat duduk KA Bima dapat diputar dan Anda sesuaikan posisi ketegakan sandaran punggungnya.
Info Menarik tentang Kereta Api Bima
Asal Nama
Nama “Bima” memiliki dua arti yang berbeda. Pertama, nama “Bima” diambil dari nama tokoh pewayangan Mahabharata yang terkenal begitu kuat, gagah, dan pemberani. Nama ini digunakan oleh KA Bima dengan harapan kereta ini mampu menjadi andalan bagi para penumpang untuk selalu siap memberikan kualitas pelayanan terbaik dalam segala kondisi perjalanan. Sumber lainnya menyatakan bahwa nama Bima merupakan kependekan dari “Biru Malam”. Penamaan tersebut berasal dari sejarah KA Bima yang pertama kali diluncurkan dalam bentuk rangkaian kereta api berwarna biru dan beroperasi di malam hari.
Sejarah Kereta
Peluncuran perdana KA Bima terjadi pada awal Juni 1967. Pada saat itu, KA Bima menggunakan kereta tidur buatan pabrik Waggonbau Gorlitz dari Jerman Timur. KA Bima adalah kereta pertama yang menggunakan kereta pembangkit dalam rangkaiannya. Rute perdana KA Bima sebenarnya menghubungkan Jakarta dan Surabaya. Pada masa awal kemunculannya, KA Bima merupakan kereta api terbaik dan ternyaman yang dimiliki PT KAI. Kualitas pelayanannya seringkali dinilai sekelas hotel berbintang. Memasuki 1984, KA Bima berganti rangkaian menjadi kereta dengan tempat duduk. Setelah sempat mengalami penurunan kualitas hingga akhir dekade 1980-an, KA Bima kini kembali mendapatkan penilaian positif dari penumpang kereta, terutama setelah menggunakan rangkaian eksekutif terbaru produksi 2016.
Keunikan KA Bima
Kereta api Bima memiliki beberapa keunikan. KA Bima yang beroperasi sejak 1 Juni 1967 ini merupakan cikal bakal kereta api ber-AC dengan sistem modern di Tanah Air. Selain itu, KA Bima juga termasuk kereta api tertua yang saat ini masih beroperasi di Indonesia. Tak hanya itu, KA Bima juga lain daripada yang lain karena perjalanannya melalui jalur selatan. Padahal, kereta lain dengan titik keberangkatan dari Stasiun Gambir menuju rute yang searah umumnya akan melalui jalur utara.
Rangkaian Kereta
Rangkaian KA Bima yang saat ini beroperasi, utamanya terdiri dari satu gerbong kereta pembangkit, satu gerbong kereta makan, satu gerbong kereta bagasi, dan enam hingga delapan gerbong kereta kelas eksekutif argo. Dengan jumlah rangkaian tersebut, KA Bima rata-rata mengangkut 400 penumpang sekali jalan, yang artinya mencapai 900 penumpang per hari.