Kereta Api Harina
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan KA Harina sebagai layanan transportasi massal berbasis rel untuk relasi Stasiun Pasar Turi-Stasiun Hall Bandung. KA Harina siap membawa penumpang dari Kota Surabaya ke Kota Bandung (atau sebaliknya) dalam 3 pilihan kelas yang lengkap dalam satu rangkaian kereta, yakni Eksekutif, Bisnis, dan Ekonomi AC. Setiap harinya, KA Harina beroperasi sebanyak satu kali perjalanan, pergi pulang.
Perjalanan KA Harina ini akan melewati Stasiun Semarang Tawang atau jalur utara untuk perjalanan sebaliknya, dengan jarak tempuh 541 kilometer. KA Harina akan menempuh jarak tersebut dengan kecepatan rata-rata 55-100 km per jam. Sepanjang perjalanan, KA Harina akan berhenti pada setidaknya 9 stasiun di luar stasiun keberangkatan dan tujuannya, yakni Stasiun Cikampek, Stasiun Cirebon, Stasiun Tegal, Stasiun Pekalongan, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Ngrombo, Stasiun Cepu, Stasiun Bojonegoro, dan Stasiun Lamongan.
KA Harina termasuk pengelolaan Daerah Operasi 2 Bandung PT. KAI (Persero). Sebagai kereta api kelas campuran, KA Harina menyediakan fasilitas lengkap untuk para penumpangnya. Setiap kereta penumpang menyediakan fasilitas berupa AC, toilet, colokan listrik, dan bagasi di bagian atas tempat duduk. Khusus kereta kelas Eksekutif, tempat duduk tersedia paling nyaman dengan sandaran punggung yang dapat disesuaikan ketegakannya, sandaran tangan, pijakan kaki, lampu baca, dan meja lipat untuk makan atau bekerja. Pada kereta Eksekutif, tersedia pula selimut dan bantal langsung di tempat duduk penumpang. Sementara pada kelas Bisnis dan Ekonomi, selimut dan bantal memang tersedia, namun dengan biaya sewa.
Untuk jadwal perjalanan, KA Harina biasa berangkat dari Stasiun Pasar Turi pukul 16.30. Sebaliknya, KA Harina dari Stasiun Hall Bandung biasanya berangkat malam, tepatnya pukul 21.25. Adapun tiket kereta api Harina tersedia dengan variasi harga mulai dari Rp185.000-Rp450.000 per penumpang. Besaran harga tiket menyesuaikan pada kelas yang dipilih (Ekonomi, Bisnis, Eksekutif), subkelas (posisi tempat duduk), waktu pemesanan tiket, dan waktu perjalanan kereta.
Info Menarik tentang Kereta Api Harina
Asal nama
Nama Harina merupakan sebuah kata dari Bahasa Sansekerta yang berarti “kijang”. Adapun kijang adalah salah satu jenis hewan yang lincah dan larinya sangat kencang, sehingga nama ini dianggap cocok mewakili karakteristik KA Harina.
Sejarah kereta
Operasi perdana KA Harina berlangsung pada 20 Mei 2003, dengan menggunakan kereta baru PT. INKA. Pada peluncuran awal tersebut, KA Harina masih berada dalam kelola Daerah Operasional Semarang. Kereta ini sebenarnya adalah penerus dari KA Mahesa yang melayani rute Bandung-Semarang. KA Mahesa ini ternyata tidak berumur panjang karena rutenya tidak efisien dan kurang mendapat respons positif dari penumpang. Dari evaluasi KA Mahesa, PT. KAI (Persero) meluncurkan KA Harina dengan rute yang lebih efisien. Pada tahun 2011, PT. KAI (Persero) sempat menambahkan jadwal KA Harina pagi yang hanya bertahan selama 7 bulan lebih karena okupansi yang rendah. Memasuki bulan Maret 2013, KA Harina Malam dan KA Harina Pagi dijadikan satu dan rutenya memanjang hingga Stasiun Surabaya Pasar Turi.
Rute yang unik
KA Harina terbilang mengambil rute yang unik. Kereta ini tidak melewati arah timur Kota Bandung sebagaimana menjadi rute normal KA Argo Wilis, KA Turangga, dan KA Mutiara Selatan. Alih-alih melalui arah timur lewat Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo, Madiun, Kertosono, Jombang, Mojokerto, dan tiba di Gubeng; KA Harina malah mengambil arah barat melalui Cikampek. Dari Stasiun Cikampek, lokomotif KA Harina akan berputar balik ke arah timur, baru kemudian melewati Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Ngrombo, Cepu, Bojonegoro, Lamongan, dan berakhir di Stasiun Surabaya Pasar Turi. Dengan rute unik ini, KA Harina berjalan mundur saat melalui rute Cikampek-Bandung.