Berikut ini beberapa destinasi populer di luar kota besar di Bhutan:
Gelephu merupakan kota yang sarat akan tradisi dan budaya. Di kota ini terdapat Tali Dratshang, sebuah tempat ibadah bagi pemeluk agama budha yang ada di Gelephu. Setiap tahunnya, kuil ini rutin menggelar festival budaya yang dapat disaksikan secara terbuka, termasuk wisatawan yang saat itu mengunjungi Gelephu.
Paro terletak di kawasan lembah dan memiliki kondisi alam yang sangat subur. Wilayah ini menjadi rumah bagi ratusan kuil dan satu-satunya kota di Bhutan yang mempunyai bandara internasional. Salah satu objek wisata di Paro yang sudah terkenal di kalangan turis yaitu Tiger's Nest Monastery atau Paro Taktsang.
Jakar sering disebut sebagai Swisnya Bhutan. Julukan ini tak lepas dari keindahan alam Jakar yang tidak kalah cantik dengan Swis. Di sini wisatawan dapat mengunjungi situs-situs bersejarah yang dianggap sebagai asal mula lahirnya agama Buddha di Bhutan.
Terletak sekitar 200 km di sebelah timur ibu kota Thimpu, Trongsa merupakan wilayah yang penuh akan warisan sejarah dan menjadi asal mula berdirinya dinasti Wangchuck. Selain wisata sejarah, Trongsa juga memiliki lanskap yang indah.
Phuentsholing merupakan kota terbesar kedua di Bhutan yang menjadi pintu masuk bagi wisatawan dari Kolkata dan Siliguri. Kota ini disebut memiliki perkembangan yang lebih pesat dibandingkan dengan kota lain yang ada di Bhutan. Phuentsholing semakin menarik, karena kota ini juga dianugerahi kondisi lanskap yang cantik.
Bagi masyarakat Indonesia yang akan terbang ke Bhutan perlu memiliki Visa Bhutan. Inilah beberapa dokumen yang dibutuhkan untuk membuat visa Bhutan.
Perbedaan waktu antara Indonesia, dalam kasus ini wilayah Jakarta, dengan Bhutan yaitu selisih 1 jam. Waktu Jakarta 1 jam lebih cepat dari waktu di Bhutan. Jadi, jika waktu kedatangan Anda di Bhutan menunjukkan pukul 09.55, waktu di Jakarta saat itu adalah 10.55.
Berikut ini beberapa destinasi populer di luar kota besar di Bhutan:
Gelephu merupakan kota yang sarat akan tradisi dan budaya. Di kota ini terdapat Tali Dratshang, sebuah tempat ibadah bagi pemeluk agama budha yang ada di Gelephu. Setiap tahunnya, kuil ini rutin menggelar festival budaya yang dapat disaksikan secara terbuka, termasuk wisatawan yang saat itu mengunjungi Gelephu.
Paro terletak di kawasan lembah dan memiliki kondisi alam yang sangat subur. Wilayah ini menjadi rumah bagi ratusan kuil dan satu-satunya kota di Bhutan yang mempunyai bandara internasional. Salah satu objek wisata di Paro yang sudah terkenal di kalangan turis yaitu Tiger's Nest Monastery atau Paro Taktsang.
Jakar sering disebut sebagai Swisnya Bhutan. Julukan ini tak lepas dari keindahan alam Jakar yang tidak kalah cantik dengan Swis. Di sini wisatawan dapat mengunjungi situs-situs bersejarah yang dianggap sebagai asal mula lahirnya agama Buddha di Bhutan.
Terletak sekitar 200 km di sebelah timur ibu kota Thimpu, Trongsa merupakan wilayah yang penuh akan warisan sejarah dan menjadi asal mula berdirinya dinasti Wangchuck. Selain wisata sejarah, Trongsa juga memiliki lanskap yang indah.
Phuentsholing merupakan kota terbesar kedua di Bhutan yang menjadi pintu masuk bagi wisatawan dari Kolkata dan Siliguri. Kota ini disebut memiliki perkembangan yang lebih pesat dibandingkan dengan kota lain yang ada di Bhutan. Phuentsholing semakin menarik, karena kota ini juga dianugerahi kondisi lanskap yang cantik.
Bagi masyarakat Indonesia yang akan terbang ke Bhutan perlu memiliki Visa Bhutan. Inilah beberapa dokumen yang dibutuhkan untuk membuat visa Bhutan.
Perbedaan waktu antara Indonesia, dalam kasus ini wilayah Jakarta, dengan Bhutan yaitu selisih 1 jam. Waktu Jakarta 1 jam lebih cepat dari waktu di Bhutan. Jadi, jika waktu kedatangan Anda di Bhutan menunjukkan pukul 09.55, waktu di Jakarta saat itu adalah 10.55.