Total Akomodasi | 2 Properties |
Area Populer | Parigi |
Hotel Populer | Prima Guest House Parigi, Homestay Maestro Nagaya |
Objek Wisata Populer | Masjid Ar-Rahman Bolano |
Hotel yang paling populer dan banyak dipesan oleh wisatawan diantaranya Prima Guest House Parigi, Homestay Maestro Nagaya
Saat ini, ada sekitar 2 hotel yang dapat kamu pesan di Parigi Moutong
Parigi Moutong adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah dengan ibu kota kabupaten di Parigi. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.231,85 km persegi dan letak strategis yang menghubungkan Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah atau disebut dengan Kabupaten Lintas Segitiga Emas.
Kabupaten Parigi Moutong berada di pegunungan serta perbukitan yang membentang sepanjang pantai dari utara sampai selatan dengan ketinggian rata-rata 15-375 meter di atas permukaan laut. Anda dapat melihat panorama laut yang indah dari atas bukit-bukit dan menikmati suhu udara yang sejuk.
Pantai Parigi Moutong atau yang disebut Pantai Parimo merupakan bagian dari Teluk Tomini. Teluk Tomini terpilih sebagai destinasi Indonesia Sail 2015 karena merupakan teluk terbesar kedua di Indonesia setelah Teluk Cenderawasih di Papua. Setelah penyelenggaraan Sail Tomini 2015, Kabupaten Parigi Moutong semakin dikenal oleh wisatawan domestik dan mancanegara.
Uniknya, meski jauh dari Pulau Dewata, wisatawan dapat menikmati suasana Bali di Parimo. Di kampung tersebut, semua warga berbicara dalam bahasa Bali. Penduduk Parimo berasal dari ragam wilayah yang meliputi Bali, Bugis, Manado, Padang, Batak, dan Jawa. Jika Anda ingin menginap, terdapat banyak penginapan berupa hotel dan cottage yang berada di Parigi Moutong.
Pada awalnya, masyarakat Parigi Moutong tersebar di berbagai komunitas yang berada di gunung-gunung dan bukit-bukit dalam satu kesatuan Genealogis. Kesatuan Genealogis merupakan kesatuan masyarakat yang anggotanya terikat pada suatu garis keturunan sama dari satu leluhur, baik secara langsung karena hubungan darah, maupun tidak langsung karena pertalian perkawinan atau pertalian adat.
Komunitas tersebut oleh Werteim dikenal sebagai masyarakat komunal yang dipimpin oleh olongian atau magau. Keadaan seperti itu berlangsung hingga datangnya imperialisme Belanda, kemudian berubah menjadi raja sebagai konsekuensi logis dari pertautan komunalitas masyarakat Parigi Moutong dengan Hindia Belanda.
Pada awal abad ke-20, Pemerintah Hindia Belanda mengadakan kontrak politik yang disebut sebagai perjanjian pendek dengan raja-raja di Parigi Moutong. Namun, penduduk kalangan pemuda tidak tunduk ke dalam integrasi politik kolonial Belanda. Mereka yang dijuluki pejuang Tombolotutu mampu bertahan dengan pandangan nasionalisme sendiri.
Selama 39 tahun diperjuangkan, akhirnya Kabupaten Parigi Moutong diresmikan sebagai kabupaten otonom pada 2 Juli 2002. Delapan hari kemudian, tepatnya pada 10 Juli 2002, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si dilantik sebagai pejabat Bupati Kabupaten Parigi Moutong oleh Gubernur Sulawesi Tengah Prof. H. Aminuddin Ponulele, MS.
Kabupaten Parigi Moutong berbatasan dengan Kabupaten Buol, Kabupaten Tolitoli, dan Provinsi Gorontalo di sebelah utara, Kabupaten Poso dan Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah selatan, Kota Palu dan Kabupaten Donggala di sebelah barat, serta Teluk Domini di sebelah timur.
Anda dapat menaiki pesawat terbang dengan tujuan pendaratan di Bandara SIS Al-Jufrie, Palu. Setibanya di bandara, Anda akan melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Parigi Moutong dengan menggunakan mobil sewa atau pribadi. Perjalanan akan ditempuh dalam jarak 65 km dalam dua jam. Sepanjang perjalanan, Anda akan melewati jalur yang berbukit dan berkelok-kelok.
Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2012 menetapkan Parigi Moutong sebagai salah satu dari 29 destinasi yang memiliki daya tarik wisata nasional. Berikut daya tarik wisata yang dapat Anda dikunjungi:
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) pernah menetapkan Panjat Tebing Likunggavali sebagai lokasi penyelenggaraan kejuaraan panjat tebing nasional maupun internasional. Lokasi tebing ini berada di Desa Marantale, Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong. Tebing Likunggavali memiliki ketinggian mencapai 100 meter.
Kawasan ini memiliki dinding batu atau tebing menyerupai lingkaran wajan, sehingga dinamakan likunggavali yang kokoh berdiri di tepi Sungai Marantale. Struktur tebing disusun dari gugusan-gugusan batu granit, sehingga dapat menjaga keselamatan pemanjat ketika menancapkan paku dan memasang tali penyangga.
Selain pemandangan tebing yang indah, di lokasi ini juga terdapat Air Terjun Toramaya setinggi 4 meter. Bagi wisatawan yang senang trekking/hiking, maka Lingkunggavali juga menjadi pintu masuk trekking dari pantai timur ke pantai barat. Jalur trekking melewati beberapa desa di sekitar, yaitu Jalur Likunggavali‒Janaedo dan jalur trekking Towera‒Janaedo.
Objek wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat kurang lebih 3 jam dan berjarak sekitar 27 km dari Palu. Di tempat ini, sudah tersedia beberapa fasilitas pendukung seperti tempat parkir dan area perkemahan.
Pulau Kelelawar terdapat di Teluk Tomini, tepatnya di Desa Tomoli, Kecamatan Toribulu. Pulau ini berjarak 97 kilometer dari kota Palu. Dinamakan Pulau Kelelawar karena Anda dapat melihat ribuan kelelawar terbang bebas di sana. Di pulau ini, terdapat berbagai jenis kelelawar berwarna kuning, cokelat, dan hitam.
Dari Kota Parigi ke tebing ini, jarak yang akan Anda tempuh kurang lebih 60 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 sampai 3 jam. Dari pantai ke pulau, dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan motor tempel yang disediakan oleh penduduk setempat dengan tarif sewa Rp10.000 per orang dan waktu tempuhnya hanya sekitar 10-15 menit perjalanan.
Salah satu wisata budaya yang dapat Anda kunjungi ketika berada di Parigi Moutong adalah Istana Tinombo. Istana Tinombo dibangun pada 1930 oleh pemerintah Belanda dalam masa pemerintahan Raja Tombolotutu. Istana dengan arsitektur Cina ini terdiri dari bangunan induk seluas 15,5 x 12,5 meter, luas dapur 14,5 x 5,5 meter, serta halaman dengan luas 90 x 80 meter. Di sekitar istana ini, terdapat rumah adat Tinombo yang berada di Desa Dusunan. Setiap tahun, wisatawan dapat menyaksikan syukuran panen suku Lauje.
Tugu khatulistiwa berada di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. Hal tersebut menandakan bahwa tempat ini dilewati garis khatulistiwa. Objek wisata ini berada tepat di tepi jalan poros Parigi‒Gorontalo.
Fenomena alam yang unik pada daerah tugu terjadi saat equinox. Equinox adalah suatu keadaan, di mana waktu siang dan malam sama panjang. Hal ini tidak hanya terjadi sekali setiap tahunnya, tapi terjadi dua kali setiap tahun, equinox pada tugu ini tepatnya jatuh setiap 21 Maret dan 23 September.
Saat equinox, terdapat atraksi yang dapat Anda saksikan berupa jarum jam akan melayang jika diletakkan di dalam botol yang ditempatkan tepat di titik nol. Anda dapat mencoba meletakkan telur ayam di titik nol dan melihatnya berdiri tegak tanpa tergulir.
Pantai Nalera berada di Desa Marantale, sekitar 29 km dari Ibu Kota Kabupaten Parigi Moutong dan berada di Jalan Trans Sulawesi, sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Pantai ini memiliki panorama alam yang indah karena letaknya berhadapan dengan gunung dan hamparan pasir putih yang luas, sehingga cocok menjadi tempat bermain air serta berjemur.
Apabila air laut sedang surut, maka akan terbentuk kolam yang dikelilingi oleh karang yang berwarna-warni.
Makanan khas di Kabupaten Parigi Moutong dikenal dengan sebutan Lalampa Toboli. Makanan ini berbahan dasar beras ketan dibungkus daun pisang dengan isi semacam abon. Lalampa Toboli disajikan dengan dibakar dengan harga Rp2.000 per bungkus. Lalampa bisa ditemui hampir di sepanjang jalan di Desa Toboli.